Jumat, 07 Oktober 2011


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA

MICRO TEACHING
Dosen : ismail,  M. Ag.














Disusun oleh :
Fahmy shahab
093911014

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan pendidikan      : MI Bogel Jannah
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas semester            : IV/genap
Materi pokok               : Bilangan Romawi
Alokasi waktu             : 1X15 menit

I.                   Standar Kompetensi
-          Mengetahui dan dapat mengkonversikan  bilangan romawi
II.                Kompetensi Dasar
-          Mengenal berbahgasi maca, bilangan romawi
III.             Tujuan Pembelajaran
-          Menunjukan keterpakaian bilangan romawi dalam kehidupan sehari-hari
-          Siswa dapat lebih mengenal macam bilangan romawi
IV.             Metode/Strategi Active Learning
-          Ceramah, guru menjelaskan tentang bnilangan romawi
-          Tanya jawab, problem solving
V.                Indikator
-          Setelah memahami pokok pembahasan ini diharapkan siswa mampu
-          mengidentifikasi bilangan cacah yang di konversikan menjadi bilangan romawi

VI.             Langkah Pembelajaran

No
Uraian kegiatan
Waktu
1
Kegiatan awal:
Salam pembuka, presensi, doa.

3 menit
2
Kegiatan inti:
A.    Eksplorasi
-          Guru menjelaskan tentang bilangan romawi
B.     Elaborasi
-          Guru memberikan beberapa soal kepada siswa
C.     Konfirmasi
-          Guru melakukan penguat/kesimpulan tentang materi

10 menit
3
Kegiatan akhir :
-          Memberi tugas rumah
-          Penghargaan pada siswa terbaik
2 menit

VII.          Alat dan Sumber belajar
-          Matematika II Buku Micro Teaching IAIN Walisongo Semarang
-          Spidol
-          Foto copy materi
-          Kertas karton
VIII.       Penilaian
-          Siswa dapat mengkonversikan bilangan bulat menjadi bilangan romawi.
                                                                               Semarang,    juni 2011
Mengetahui                                                                       
Ka MI Bogel Jannah                                              Guru Kelas 

                                            
Bogel Sentosa Selalu                                              Fahmy Shahab
NIP : 085640125823                                              NIP: 093911014                                

IX.             REFERENSI]
Banyak kita jumpai penulisan bilangan Romawi pada bab buku dan namagang jalan. Penulisan bilangan Romawi pada gang jalan memudahkan orang yang akan mencari alamat yang akan dituju. Dengan memahami bilangan Romawi akan membantu para siswa siswi dalam pembacaan bilangan Romawi dan poenggunaan bilangan romawi.
System bilangan romawi
Sistem bilangan Romawi berkembang sekitar tahun 100 M, dan sampai sekarang masih banyak digunakan. Pada awalnya sistem ini digunakan di seluruh eropa karena dipandang sebagai sistem yang mudah untuk dipelajari dan dituliskannya, serta sederhana dalam pengoperasian penjumlahan dan pengurangan. Penggunaan sistem ini didukung oleh pihak gereja khatolik dan secara luas dipakai dalam perdagangan, dalam ilmu pengetahuan, dan dalam teologi. Penganut sistem romawi ini disebut kaum "abacists" karena mereka mnggunakan "abacus"           dalam pengerjaan aritmatika. Dengan kedatangan sistem bilangan cacah (desimal) di Eropa terjadi persaingan dan pertentangan yang sangat lama (lebih kurang 400 tahun) antara kaum "abacist" dan kaum "algorists" ( penganut sistem desimal). Sekitar tahun 1500 M sistem bilangan desimal dipandang lebih efisien dan efektif dan digunakan di Eropa.
Sistem bilangan romawi merupakan sistem bilangan yang berbeda dengan sistem bilangan desimal. Salah satu perbedaannya adalah sistem bilangan desimal tidak menggunakan sistem nilai tempat sebagaimana sistem bilangan romawi. Sistem bilangan Romawi menggunakan sistem nilai tempat "semu", artinya, nilai tempat satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya dapat dilambangkan dengan angka yang lebih dari satu. Pada satu nilai tempat yang dilambngkan oleh angka yang lebih dari satu, sistem bilangan Romawi menggunakan pola pengurangan dan penjumlahan. Apabila terdapat lambing bilangan yang lebih kecil mendahului lanbang bilangan yang lebih besar dalam ssatu "nilai tempat", maka bilangan yang lebih kecil mengurangi bilangan yang lebih kecil mngurangi bilangan yang lebih besar. Lambang bilangan ditulis dengan cara mendatar (horizontal) menggunakan pola penulisan ulang (repeating) dan bersifat penambahan (aditif). Lambang-lambang dasar yang digunakan dalam sistem bilangan romawi adalah sebagai berikut.
Bilangan desimal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bilangan romawi
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X

Bilangan desimal
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Bilangan romawi
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX

Bilangan desimal
1
5
10
50
100
500
1000
Bilangan romawi
I
V
X
L
C
D
M
Contoh
Penggunaan pola penulisan ulang
III: 3    CCC: 300        XXX: 30         MMM: 300
Penulisan lambang bilangan Romawi yang berulang bermakna menjumlah penulisan ulang tidak berlaku untuk lambang bilangan V, L, D
Penggunaan pola pengurangan
IV: 5-1=4                    XL: 40             CD: 400
IX: 10-1=9                  XC: 90            CM: 900
Apabila terdapat lambing bilangan yang bernilai lebih kecil mendahului lambang bilangan yang lebih besar dalam satu "nilai tempat", maka bilangan yang lebih kecil mengurangi bilangan yang lebih besar.
Penggunaan pola penjumlahan
VII: 5+1+1+1=8         DCCXI           : 500+100+100+10+1=711
XII: 10+1+1=12         MDCLX         : 1000+500+100+50+10=1660
XV: 10+5=15              MMLXX         : 1000+1000+50+10+10=2070
Apabila terdapat lambang bilangan yang bernilai lebih besar diikuiti oleh lambnang bilangan ang bernilai lebih kecil dalam satu "nilai tempat", maka bilangan yang nilai semua lambang dijumlahkan.
Penggunaan pola pengurangan dan penjumlahan
XCIII: (100-10)+1+1+1=93
CDLIX: (500-100)+50+(10-1)=459
CMXLVII: (1000-100)+(50-10)+5+1+1=947
Sistem bilangan Romawi bukan sistem bilangan dengan nilai tempat sebagaimana sistem bilangan desimal, karena nilai lambang bilangan tidak berubah meskipun tempatnya berbeda. Misalnya XC dam CX, nilai X disebelah kiri C maupun disebelah kanan C tetap, yaitu bernilai 10. Penggunaan 5, 50, 500 dan 10, 1001, 1000 secara tetap menunjukan bahwa sistem bilangan Romawi memanfaatkan secara "semu" aspek basis 5 dan10. Artinya bilangan CMXLVII terdiri dari angka "CM" menempati ratusan dan bernilai 900. Angka "XL" menempati puluhan dan bernilai 40, sedangkan angka "VII" menempati satuan dan bernilai 7. Untuk nilai tempat ribuan, puluh ribuan, ratus ribuan dan seterusnya digunakan tanda strip. Tanda satu strip digunakan untuk menyatakan kelipatan 1000, tanda dua strip digunakan untuk menyatakan kelipatan 1.000.000 dan seterusnya. Misalnya  = 50.000,  = 150.000, dan  = 6000. Sitem bilangan romawi ini tidak mempunyai lambang bilangan nol.






X.                Soal latihan
No
Bilangan desimal
Bilangan romawi
1
786
289
1945
1987
2000
2859
……………………………..
……………………………..
……………………………..
……………………………..
……………………………..
……………………………..
2
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
DCCXI
MDCLX
MMLXX
XCIII
CDLIX
CMXLVII