RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
MICRO TEACHING
Dosen : ismail, M. Ag.
Disusun oleh :
Fahmy shahab
093911014
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan
pendidikan : MI Bogel Jannah
Mata pelajaran : Matematika
Kelas semester : IV/genap
Materi pokok : Bilangan Romawi
Alokasi waktu : 1X15 menit
I.
Standar
Kompetensi
-
Mengetahui dan
dapat mengkonversikan bilangan romawi
II.
Kompetensi
Dasar
-
Mengenal
berbahgasi maca, bilangan romawi
III.
Tujuan
Pembelajaran
-
Menunjukan
keterpakaian bilangan romawi dalam kehidupan sehari-hari
-
Siswa dapat
lebih mengenal macam bilangan romawi
IV.
Metode/Strategi
Active Learning
-
Ceramah, guru
menjelaskan tentang bnilangan romawi
-
Tanya jawab,
problem solving
V.
Indikator
-
Setelah
memahami pokok pembahasan ini diharapkan siswa mampu
-
mengidentifikasi
bilangan cacah yang di konversikan menjadi bilangan romawi
VI.
Langkah
Pembelajaran
No
|
Uraian kegiatan
|
Waktu
|
1
|
Kegiatan awal:
Salam pembuka, presensi, doa.
|
3 menit
|
2
|
Kegiatan inti:
A.
Eksplorasi
-
Guru
menjelaskan tentang bilangan romawi
B.
Elaborasi
-
Guru
memberikan beberapa soal kepada siswa
C.
Konfirmasi
-
Guru
melakukan penguat/kesimpulan tentang materi
|
10 menit
|
3
|
Kegiatan
akhir :
-
Memberi tugas
rumah
-
Penghargaan
pada siswa terbaik
|
2
menit
|
VII.
Alat dan Sumber
belajar
-
Matematika II
Buku Micro Teaching IAIN Walisongo Semarang
-
Spidol
-
Foto copy
materi
-
Kertas karton
VIII.
Penilaian
-
Siswa dapat
mengkonversikan bilangan bulat menjadi bilangan romawi.
Semarang, juni 2011
Mengetahui
Ka
MI Bogel Jannah Guru
Kelas
Bogel
Sentosa Selalu Fahmy Shahab
NIP
: 085640125823 NIP:
093911014
IX.
REFERENSI]
Banyak
kita jumpai penulisan bilangan Romawi pada bab buku dan namagang jalan.
Penulisan bilangan Romawi pada gang jalan memudahkan orang yang akan mencari
alamat yang akan dituju. Dengan memahami bilangan Romawi akan membantu para
siswa siswi dalam pembacaan bilangan Romawi dan poenggunaan bilangan romawi.
System bilangan romawi
Sistem
bilangan Romawi berkembang sekitar tahun 100 M, dan sampai sekarang masih
banyak digunakan. Pada awalnya sistem ini digunakan di seluruh eropa karena
dipandang sebagai sistem yang mudah untuk dipelajari dan dituliskannya, serta sederhana
dalam pengoperasian penjumlahan dan pengurangan. Penggunaan sistem ini didukung
oleh pihak gereja khatolik dan secara luas dipakai dalam perdagangan, dalam
ilmu pengetahuan, dan dalam teologi. Penganut sistem romawi ini disebut kaum
"abacists" karena mereka mnggunakan "abacus" dalam pengerjaan aritmatika. Dengan
kedatangan sistem bilangan cacah (desimal) di Eropa terjadi persaingan dan
pertentangan yang sangat lama (lebih kurang 400 tahun) antara kaum "abacist"
dan kaum "algorists" ( penganut sistem desimal). Sekitar tahun
1500 M sistem bilangan desimal dipandang lebih efisien dan efektif dan
digunakan di Eropa.
Sistem
bilangan romawi merupakan sistem bilangan yang berbeda dengan sistem bilangan
desimal. Salah satu perbedaannya adalah sistem bilangan desimal tidak
menggunakan sistem nilai tempat sebagaimana sistem bilangan romawi. Sistem
bilangan Romawi menggunakan sistem nilai tempat "semu", artinya,
nilai tempat satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya dapat dilambangkan
dengan angka yang lebih dari satu. Pada satu nilai tempat yang dilambngkan oleh
angka yang lebih dari satu, sistem bilangan Romawi menggunakan pola pengurangan
dan penjumlahan. Apabila terdapat lambing bilangan yang lebih kecil mendahului
lanbang bilangan yang lebih besar dalam ssatu "nilai tempat", maka
bilangan yang lebih kecil mengurangi bilangan yang lebih kecil mngurangi
bilangan yang lebih besar. Lambang bilangan ditulis dengan cara mendatar
(horizontal) menggunakan pola penulisan ulang (repeating) dan bersifat
penambahan (aditif). Lambang-lambang dasar yang digunakan dalam sistem bilangan
romawi adalah sebagai berikut.
Bilangan desimal
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Bilangan romawi
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
X
|
Bilangan desimal
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
Bilangan romawi
|
XI
|
XII
|
XIII
|
XIV
|
XV
|
XVI
|
XVII
|
XVIII
|
XIX
|
XX
|
Bilangan desimal
|
1
|
5
|
10
|
50
|
100
|
500
|
1000
|
Bilangan romawi
|
I
|
V
|
X
|
L
|
C
|
D
|
M
|
Contoh
Penggunaan pola penulisan ulang
III: 3 CCC: 300 XXX: 30 MMM: 300
Penulisan lambang bilangan Romawi yang
berulang bermakna menjumlah penulisan ulang tidak berlaku untuk lambang
bilangan V, L, D
Penggunaan pola pengurangan
IV: 5-1=4 XL: 40 CD:
400
IX: 10-1=9 XC: 90 CM:
900
Apabila terdapat lambing bilangan
yang bernilai lebih kecil mendahului lambang bilangan yang lebih besar dalam
satu "nilai tempat", maka bilangan yang lebih kecil mengurangi
bilangan yang lebih besar.
Penggunaan pola penjumlahan
VII: 5+1+1+1=8 DCCXI :
500+100+100+10+1=711
XII: 10+1+1=12 MDCLX :
1000+500+100+50+10=1660
XV: 10+5=15 MMLXX : 1000+1000+50+10+10=2070
Apabila terdapat lambang bilangan
yang bernilai lebih besar diikuiti oleh lambnang bilangan ang bernilai lebih
kecil dalam satu "nilai tempat", maka bilangan yang nilai semua lambang
dijumlahkan.
Penggunaan pola pengurangan dan
penjumlahan
XCIII: (100-10)+1+1+1=93
CDLIX: (500-100)+50+(10-1)=459
CMXLVII:
(1000-100)+(50-10)+5+1+1=947
Sistem
bilangan Romawi bukan sistem bilangan dengan nilai tempat sebagaimana sistem
bilangan desimal, karena nilai lambang bilangan tidak berubah meskipun
tempatnya berbeda. Misalnya XC dam CX, nilai X disebelah kiri C maupun
disebelah kanan C tetap, yaitu bernilai 10. Penggunaan 5, 50, 500 dan 10, 1001,
1000 secara tetap menunjukan bahwa sistem bilangan Romawi memanfaatkan secara
"semu" aspek basis 5 dan10. Artinya bilangan CMXLVII terdiri dari
angka "CM" menempati ratusan dan bernilai 900. Angka "XL"
menempati puluhan dan bernilai 40, sedangkan angka "VII" menempati
satuan dan bernilai 7. Untuk nilai tempat ribuan, puluh ribuan, ratus ribuan
dan seterusnya digunakan tanda strip. Tanda satu strip digunakan untuk
menyatakan kelipatan 1000, tanda dua strip digunakan untuk menyatakan kelipatan
1.000.000 dan seterusnya. Misalnya = 50.000, = 150.000, dan = 6000. Sitem bilangan romawi ini tidak
mempunyai lambang bilangan nol.
X.
Soal latihan
No
|
Bilangan desimal
|
Bilangan romawi
|
1
|
786
289
1945
1987
2000
2859
|
……………………………..
……………………………..
……………………………..
……………………………..
……………………………..
……………………………..
|
2
|
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
|
DCCXI
MDCLX
MMLXX
XCIII
CDLIX
CMXLVII
|